Harapan Presiden Baru terhadap nasib BMI
Selamat menjalankan amanah rakyat sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI ke 7, Bpk Jokowi dan Jusuf Kalla...semoga dengan presiden baru ini nasib BMI yang bekerja diluar negeri bisa lebih diperhatikan dan tidak terjadi kasus seperti Daryoto lagi....
berikut kisahnya:
Masih ingat pria
bernama Daryoto. Pria paruh baya yang sempat mengalami
perawatan selama 40 hari di ICU Rumah sakit Municipal Tainan ini dalam
perjalanan pulang ke Indonesia. Dengan diantar bagian ketengakerjaan Noerman
Adiguno beserta staf di terminal II Bandara International Taoyuan, Daryoto
berangkat jam 09.00 waktu Taiwan dengan memakai pesawat Eva Air BR237 dengan
tujuan Jakarta pada hari kamis 3 Juli 2014 lalu. Didalam perjalanan BMI asal
Cilacap ini ditemani oleh istri tercinta Sri Latiningsih dan satu staf
ketenagakerjaan KDEI yakni Daud dan dua
orang perawat. Rencananya setelah sampai
di Jakarta dirawat sementara di rumah sakit Kepolisian Republik Indonesia
kramat Jati Jakarta sambil menunggu kesiapan rumah sakit Karyadi semarang.
Pemilihan Rumah sakit Karyadi ini dengan dasar fasilitias yang lengkap untuk
perawatan Daryoto dan lebih dekat dengan keluarganya yang tinggal di Cilacap,
Jawa Tengah.
Proses
kepulangan ini terjadi setelah kedatangan istri pertengahan mei lalu. yang
semula divonis sangat susah untuk sembuh akibat adanya gumpalan darah di
otaknya, setelah dirawat oleh istrinya dengan telaten dan setiap hari dibacakan
ayat suci Alqur’an akhirnya timbul mukjizat. Kondisi Daryoto mulai membaik dan
akhirnya bisa dipulangkan pada tanggal 4 juli lalu. seperti diungkapkan oleh
Noerman Adiguno, pemulangan ini dilakukan agar Daryoto bisa segera pulih karena
dirawat di Rumah sakit yang dekat dengan tempat tinggal orang tercintanya di
Indonesia. Selain itu pria lulusan Massey University Auckland ini juga
mengatakan Kepulangan Daryoto ke Indonesia sebagian besar ditanggung majikan
dan agency serta sumbangan dari Ministry Of Labour (Depnakernya Taiwan).
Sedangkan pengobatan selama di Indonesia akan ditanggung oleh asuransi bersama
BNP2 TKI.Tetapi begitu sampai di Indonesia dan sempat beberapa bulan dirawat di RSUP Dr Kariadi Semarang harus terpaksa menjalankan pengobatan selanjutnya di rumahnya sendiri dikarenakan habisnya batas pendanaan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang selama ini menanggung biaya rawat inap Daryoto di RSUP Kariadi, Semarang. Seperti diutarakan oleh istri Daryoto, Sri latiningsih ketika ditemui di rumahnya pada 9 oktober lalu. Wanita yang memiliki 2 buah hati bersama Daryoto ini mengisahkan harus keluar dari rumah sakit tanggal 25 agustus lalu dikarenakan dana BPJS sudah melewati maksimal dan alasan dokter kondisi suami sudah stabil. Padahal sampai sekarang kondisi Daryoto masih belum 100% sadar dari tidur panjangnya sejak 8 bulan yang lalu. Selain itu untuk keperluan makan dan sedot dahak BMI asal Cilacap ini masih memerlukan selang yang diselipkan di lubang hidungnya. Temperatur badanpun bisa mencapai 40 derajat celcius. Hal ini yang harus dialami sehari-hari oleh istrinya ketika merawat suami tercintanya ini. Sekarang hampir semua biaya obat harus ditanggung olehnya.
Comments
Post a Comment