Keselamatan Kerja BMI
Hampir
tiga bulan belakangan ini beberapa Buruh Migrain Indonesia atau BMI mengalami
kecelakaan kerja, mulai dari mengalami kecelakaan fisik hingga harus merelakan
kehilangan nyawanya Salah satu dialami oleh Aan Setiawan. Pria setengah baya
asal Lampung ini harus merelakan kehilangan beberapa jari di tangan kanannya
akibat terkena mesin pemintal benang ditempat kerjanya di pabrik Textile
Shihong, Dayuan, pada tanggal 30 Maret lalu. Dampak kejadian ini dia harus rela
menjalani rawat inap dirawat di rumah sakit Chang Gung di wilayah Linko,
Taoyuan selama lebih dari 3 minggu.
Hal
yang sama juga menimpa Edi Purnomo. BMI asal purwokerto, jawa tengah ini harus
merasakan sakit terjepit mesin ditempat kerjanya. Kejadian ini berawal ketika
Edi mengambil kotoran yang menyumbat mesin tersebut.Dia melakukan itu tanpa
adanya peralatan keselamatan kerja seperti sarung tangan dan sepatu booth alias
dengan tangannya sendiri. Padahal didalam kotoran tersebut banyak sekali
campuran zat kimia yang cukup berbahaya dikulit. Selain tidak adanya peralatan
keselamatan kerja, di pabriknya juga tidak ada prosedur keselamatan kerja buat
para karyawannya. Terbukti pengambilan kotoran yang menyumbat mesin dilakukan
pada saat mesin tetap menyala dan berputar. Jelas ini sangat membahayakan buat
keselamatan pekerja. Terbukti sudah beberapa karyawan mengalami kecelakaan
kerja termasuk Edi Purnomo. Bahkan beberapa bulan yang lalu sempat ada karyawan
yang meninggal di mesin yang sama dimana Edi Purnomo mengalami kecelakaan.
Akibat banyaknya kejadian ini kami tim satgas mencoba bertanya ke pihak yang
paham benar tentang perosedur keselamatan kerja dan melakukan edukasi ke
rekan-rekan BMI tentang prosedur kerja yang aman di facebook group Satgas
KDEI-2.
Definisi Keselamatan Kerja dan Penyebabnya
Keselamatan kerja
merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan
ma-syarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut
merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. Program ini bertujuan mencegah,
mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident).Penerapan
konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan,
melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi
keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang.
Berdasarkan
Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, pemilik usaha harus memberikan
jaminan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan di tempat kerja. Selain
peralatan keselamatan dan kesehatan di area kerja, juga ada peralatan
perorangan. Pada saat perusahaan merekrut pekerja, harus memberikan pendidikan
dan pelatihan keselamatan, kesehatan dan pencegahan kecelakaan, termasuk langkah-langkah
keselamatan kerja, bahaya yang mungkin dihadapi, hal-hal yang perlu
diperhatikan, jalan keselamatan, pertolongan darurat, pemadam kebakaran, dan
lain-lain serta menjaga keselamatan kerja dan kesehatan fisik dan psikis.
Dua
hal terbesar yang menjadi penyebab kecelakaan kerja yaitu perilaku yang
tidak aman dan kondisi lingkungan yang tidak ama. Berdasarkan data dari
Biro Pelatihan Tenaga Kerja Taiwan, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi
sampai saat ini adalah diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman sebagai
berikut:
1.
sembrono dan tidak hati – hati
2.
tidak mematuhi peraturan
3.
tidak mengikuti standar prosedur kerja
4.
tidak memakai alat pelindung diri
5.
kondisi badan yang lemah
Menurut
data statistik Biro Pelatihan Tenaga Kerja Taiwan Persentase penyebab
kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan (seperti bencana
alam), selain itu 24% dikarenakan lingkungan
atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% dikarenakan perilaku yang tidak aman.
Jenis Kecelakaan Kerja dan Cara Efektif
Pengendaliannya
Berikut
jenis Kecelakaan Kerja pada Beberapa Bidang Industri yang pernah terjadi di
Taiwan:
Jenis Industri
|
Jenis Kecelakaan Kerja
|
Elektronik
|
1.
Terjepit, terlindas
2.
Tertabrak
3.
Jatuh, terpeleset
4.
Tindakan yang tidak benar
5.
Berkontak dengan bahan yang berbahaya
|
Produksi
Metal
|
1.
Terjepit, terlindas
2.
Tertusuk, terpotong, tergores
3.
Jatuhterpeleset
|
Petrokimia
(Minyak, Produksi Batubara, produksi karet, produksi plastic)
|
1.
Terjepit, terlindas
2.
Teriris, terpotong, tergores
3.
Jatuh terpeleset
4.
Tindakan yang tidak sesuai prosedur
5.
Tertabrak
6.
Terkena benturan keras
|
Konstruksi
|
1.
Jatuh terpeleset
2.
Kejatuhan barang dari atas
3.
Terinjak
4.
Tertabrak
5.
Terjepit, terlindas
6.
Terkena barang yang runtuh/ roboh
|
Agar
kecelakaan kerja bisa diminimalkan, cara efektif untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman
yang telah disebutkan di atas. Selain
itu perlunya diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan
perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja
demi mencegah terjadinya kecelakaan.
Studi
Kasus dan Pengendaliannya di Industri Elektronik
Kebanyakan kecelakaan yang terjadi di
Industri Elektronik ini adalah terjepit atau terlindas mesin yang sedang
beroperasi. Penyebab pokok kecelakaan ini adalah
1. Tidak
memberikan pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
pekerja dalam melakukan pekerjaan dan pencegahan kecelakaan.
2. Kurangnya
kesadaran pekerja akan keselamatan.
Sedangkan
Strategi pengendaliannya seperti :
1. Memberikan
pendidikan dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang diperlukan
pekerja guna meningkatkan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja, demi
mencegah terjadinya kecelakaan yang sama.
2. Selama
melakukan proses pekerjaan yang mungkin berbahaya, seperti pembersihan mesin,
penambahan minyak, pemeriksaan, perbaikian atau pengaturan, mesin harus
berhenti beroperasi. Untuk mencegah orang lain menghidupkan mesin, maka mesin
harus di kunci atau diberi tanda peringatan, pemilik usaha harus memasang tutup
pengaman atau peralatan pembatas. Membuat perencanaan ulang pembagian tenaga
kerja.
3. Seluruh
petugas keselamatan dan kesehatan tenaga kerja harus bertanggungjawab
menjalankan rencana penanggulangan kecelakaan, rencana penanganan darurat,
serta melakukan bimbingan pelaksanaan setiap departemen.
Jalur
Bantuan dan Harapan kedepannya.
Selain
itu banyaknya kecelakaan kerja diakibatkan adanya perselisihan antara pekerja
dengan majikannya atau laobannya mengenai kurangnya jam istirahat yang
menyebabkan pekerja merasa letih dan uang gaji lembur yang tidak sesuai dengan
peraturan ketenagakerjaan. Oleh karena itu diharapkan perselisihan ini bisa
diselesaikan antara kedua belah pihak, dengan
meminta bantuan kepada pusat konseling tenaga kerja asing biro tenaga
kerja pemerintah daerah setempat atau melalui saluran bebas pulsa yang
disediakan oleh Dewan Tenaga Kerja ( Bhs.Inggris : 0800-885885; Bhs.Thailand :
0800-885995; Bhs.Indonesia : 0800-885958; Bhs.Vietnam : 0800-017858).
Diharapkan dengan penyelesaian masalah hak tenaga kerja dan penerapan konsep ini diharapkan mampu menihilkan
kecelakaan kerja sehingga mencegah terjadinya cacat atau kematian terhadap
pekerja, kemudian mencegah terjadinya kerusakan tempat dan peralatan kerja.
Konsep ini juga mencegah pencemaran lingkungan hidup dan masyarakat sekitar
tempat kerja.Norma kesehatan kerja diharapkan menjadi instrumen yang mampu
menciptakan dan memelihara derajat kesehatan kerja setinggi-tingginya.
.
Comments
Post a Comment